Minggu, 06 Desember 2009

Tugas Study kasus
Disusun Oleh :
Tsalits Dian W 080403010054
Tamamu Rony P.P 080403010024
Novian Farontek 080403010048

Pemanfaatan Sistem Informasi Pada PT Nutrifood Indonesia SBU Nutrisari

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin
Puji sukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah dapat selesai tepat pada waktunya. Salawat serta salam semoga selalu tercurah pada nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini mengangkat judul “Perencanaan Tata Letak Dari Fasilitas Produksi Pabrik”. Penulis menjelaskan tentang fungsi, tujuan, dan penerapan dari sistem informasi pada PT Nutrisari Indonesia, dimana sistem informasi itu tidak lepas dari keterkaitan antara Teknologi, Organisasi, dan Manajemen.
Makalah ini dalam penyusunannya dibantu oleh beberapa pihak maka penulis ingin mengucapkan terimakasih pada:
• Keluarga yang selalu mendukung dan tak pernah lupa mendoakan.
• Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, dorongan, dan semangat kepada saya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat pada pembacanya.

Penulis

ABSTRAKSI

PT Nutrifood Indonesia merupakan inovator dalam produk - produknya, baik dalam penerapan inovasi produk maupun inovasi teknologi, sehingga menjadikan perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang tinggi. Dengan penerapan mesin - mesin modern dan cara pengolahan yang inovatif, produksi yang dihasilkan akan lebih meningkat, sehingga dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Harapan di atas kadang kala terbentur oleh berbagai masalah atau tidak sesuai harapan. Maka kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan manajemen teknologi (Technoware, Humanware, Infoware dan Orgaware) pada PT Nutrifood Indonesia belum optimal. Untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, produktivitas dan keuntungan, perusahaan perlu mengetahui sampai dimana tingkat teknologi yang dimiliki.
Hasil pengkajian indikator kemampuan teknologi perusahaan memberikan informasi bahwa pada PT Nutrisari Indonesia berada pada posisi diantara sebanding dengan pesaing di Indonesia dan terbaik di Indonesia dalam industri minuman serbuk aroma buah . Posisi ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yaitu terbaik di Indonesia dan sebanding dengan pesaing internasional. Dalam mewujudkan visi misinya menjadi pemimpin pasar di negara berkembang untuk ketegori minuman serbuk diperlukan suatu komitmen dalam peningkatan kemampuan teknologi melalui peningkatan kemampuan operatif, akuisitif, pendukung dan inovatif.
PT Nutrisari Indonesia, untuk mencapai posisi pertumbuhan dan stabilitas dalam rangka penerapan strategi tingkat korporat (corporate strategy) pada saat ini, integrasi strategi teknologi dan strategi bisnis yang perlu dikembangkan pada PT Nutrisari Indonesia adalah strategi pengikut teknologi tinggi (technology follower strategy) dengan strategi unggul mutu dan unggul segmen pasar.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Ketika komputer memasuki pasar bebas sebagai sarana canggih maka kehadirannya menyumbangkan kontribusi kepada peningkatan dinamika kerja, baik di bidang administrasi ketatanegaraan, organisasi maupun di bidang bisnis. Semua tiba-tiba saja berubah disentak oleh revolusi dalam tata cara kerja dimaksud, yang sebelumnya dilakukan secara manual atau paling tinggi otomatisasi yang sangat elektrik-mekanik menjadi elektromagnetik. Sistem informasi manajemen yang tercipta akibat perkembangan ini mendorong keras perubahan mendasar di bidang manajemen, termasuk manajeman sumber daya manusia (human capital).
Kemampuan komputer yang demikian hebat selain mampu menyajikan informasi secara cepat dan akurat, mendorong pula pola pikir dan pola tindak para pemimpin dan pelaku bisnis. Mereka berpendidikan tinggi, percaya dengan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengaplikasikannya ke dalam sistim kerja organisasi maupun individu. Dunia seolah berputar dengan lebih cepat. Ketika orang belum mengenal komputer karena cakupan sosialisasi aplikasi komputerisasi kepada segenap pelosok dunia belum optimal, perkembangan teknologi di tahun tujuh-puluhan membuat kejutan lagi dengan proses perkawinan antara teknologi telekomunikasi dengan komputer yang membuat denyut kegiatan dunia berubah lebih cepat dan makin canggih.
Dewasa ini produk teknologi yang aplikatif mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, sehingga berbagai lapisan masyarakat banyak langsung menikmatinya sebagai gaya hidup dan kebutuhan baru, menyangkut bidang komputer, telekomunikasi, informasi, cara kerja baru, dan berbagai hal lain.
Dalam sistem informasi sangat berhubungan dengan pengetahuan dari organisasi, manajemen, dan yang terakhir adalah teknologi. 3 hal ini saling berkaitan dan berhubungan dan membentuk sesuatu yang disebut sistem informasi. Jadi dalam sistem informasi diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan komputer dan teknologi efisien. Kemampuan dalam menggunakan koputer program yang berkaitan dengan komputer. Persoalannya bukan mengenai dipakai atau tidaknya komputer, tetapi dititikberatkan pada bagaimana berbagai proses yang berlangsung akan dikomputerisasikan. Sehingga timbulah sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi berbasis komputer adalah sistem informasi yang alat bantunya menggunakan komputer untuk efektivitas sistem atau organisasi. Pada sistem informasi berbasis komputer, subyek utama dari sistem tetaplah manusia yang mengetahui dengan tepat kebutuhan informasi, dan mengambil keputusan, bukanlah komputernya, yang hanya sebagai subsistemnya saja.
Potensi teknologi informasi sering dikaitkan dengan inovasi dan penciptaan pengetahuan.Kita dapat mengaitkan teknologi dengan aktivitas penciptaan pengetahuan melalui proses perolehan (akuisisi) dan konversi pengetahuan. Di dalam sebuah organisasi, proses ini bergantung kepada kemampuan manajemen mendorong para pegawai untuk berbagi dan memanfaatkan pengetahuan secara bersama. Selain itu, proses inovasi juga sangat ditentukan oleh kreatifitas para pegawai dalam memanfaatkan teknologi informasi. Pada masa-masa lalu, ada pandangan bahwa kreatifitas berasal dari teknologi itu sendiri atau dari perancang sistem, yang kemudian dipindahkan ke para pegawai lewat proses pelatihan intensif. Seakan-akan di dalam teknologi informasi sudah ada kreatifitas, sehingga para pemakainya akan tertular menjadi kreatif juga. Ini tentu pandangan yang terlalu teknologi-sentris.
Pandangan teknologi-sentris ini masuk akal pada saat kegunaan komputer masih terbatas dan dapat ditentukan secara spesifik, misalnya hanya untuk membantu pencatatan keluar-masuk barang. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan sudah terpola secara baku, komputer boleh dikatakan "mendikte" perubahan dalam kecepatan dan efisiensi kerja para pegawai yang memakainya. Tetapi perkembangan teknologi informasi dalam kapasitas memory dan kecepatan pemrosesan telah melahirkan potensi-potensi baru yang menjadikan komputer semakin "pasrah" (malleable) dan luwes untuk dimanfaatkan secara lebih kreatif oleh pemakainya.
Sebagai teknologi yang luwes, maka teknologi informasi dapat menjadi menjadi fasilitator dari proses kreatif. Dalam hal ini kita harus memperhatikan bahwa setiap teknologi selalu memiliki dua komponen pengetahuan, yaitu "pengetahuan kesadaran" (awareness knowledge) dan "pengetahuan tata-cara penggunaan" (how-to knowledge).
Setiap teknologi mensyarakatkan bahwa pemakainya menyadari potensi teknologi tersebut dan memiliki gambaran tentang hal itu. Untuk menyadari potensi dalam sebuah teknologi diperlukan informasi lengkap tentang teknologi itu sendiri, sehingga komponen "pengetahuan kesadaran" ini sering disebut juga sebagai konteks teknologi --segala hal yang berkaitan dengan teknologi itu sendiri.
Sedangkan untuk memiliki "pengetahuan tata-cara penggunaan" diperlukan sekaligus pengetahuan tentang organisasi yang akan menggunakan teknologi dan potensi inovasi dari penggunaan teknologi tersebut. Pengetahuan kedua ini membentuk semacam konteks organisasi yang menentukan apakah sebuah teknologi dapat "tertanam" (embedded) dengan baik di unit-unit kerja yang menggunakannya.
Maka jika komputer adalah "teknologi inovasi", ia akan melalui tahap-tahap seperti ini:
Pertama, teknologi masuk ke sebuah organisasi dengan membawa pengetahuan yang "bebas" dari konteks organisasi itu. Pengetahuan ini akan bersinggungan dengan persepi para anggota atau pegawai organisasi. Masing-masing anggota ini dianggap memiliki potensi untuk melakukan inovasi.
Kedua, pengetahuan "bebas nilai" yang dibawa oleh teknologi dari dunia luar ke dalam organisasi itu akan diterjemahkan menjadi satuan-satuan pengetahuan lokal yang bersifat spesifik. Pada saat penerjemahan inilah terjadi dua kemungkinan, yaitu potensi inovasi di setiap unit terwujud, atau justru malah mati sama sekali.
Dapat kiranya dilihat dengan jelas pada kedua tahap di atas, bahwa sumber dari inovasi di dalam sebuah organisasi bukanlah pada teknologinya, tetapi pada pemakai teknologi itu (technology users), dan tahap kritis dari jadi-tidaknya inovasi ini adalah pada saat pemakai teknologi menerjemahkan konteks teknologi ke dalam pekerjaan mereka. Dilihat dari sisi pandang manajemen pengetahuan, kedua tahap di atas jelas memperlihatkan transformasi pengetahuan dari eksplisit ke tacit. Persoalannya sekarang, bagaimana manajemen memfasilitasi proses perubahan dari pengetahuan eksplisit menjadi tacit dan bagaimana fasilitasi ini dijadikan bagian tak terpisahkan dari instalasi sebuah teknologi, katakanlah dalam bentuk sebuah sistem informasi.
Lebih jauh lagi, manajemen juga harus memikirkan bagaimana transformasi dari pengetahuan eksplisit ke tacit menjadi sebuah proses kreatif yang mendorong inovasi di organisasi, dan bagaimana pengetahuan tacit di masing-masing pegawai dapat dipertukarkan secara bebas, dapat ditransfer lagi menjadi pengetahuan eksplisit yang akan disimpan sebagai memori organisasi.
Dengan cara pandang di atas, maka jelaslah bahwa "manejemen pengetahuan berbasis teknologi inovasi" mengharuskan organisasi mengubah strategi pengembangan sistem teknologinya. Konsep-konsep organisasi yang belajar (learning organization) dan organisasi yang berubah harus digunakan dalam pengembangan sistem, sehingga pengembangan sistem tidak melulu instalasi dan pelatihan pemakaian teknologi. Perhatian terhadap fasilitas untuk transformasi pengetahuan eksplisit ke tacit dan sebaliknya harus diberikan sama besarnya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang dihadapi perusahaan tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan manajemen teknologi produk minuman serbuk Nutri Sari di PT Nutrifood Indonesia, faktor - faktor apa yang mempengaruhi penerapan manajemen teknologi di PT Nutrifood Indonesia dan adakah alternatif pengembangan manajemen teknologi guna pengembangan usaha PT Nutrifood Indonesia sesuai dengan kemampuannya.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui arti dari sistem informasi manajemen
2. Mengetahui kaitan antaran organisasi, manajemen, dan teknologi dalam sistem informasi manajemen.
3. Mengetahui pentingnya peran sistem informasi manajemen dalam PT Nutrifood Indonesia SBU Nutrisari
4. Mengkaji penerapan komponen manajemen teknologi pada produk minuman serbuk Nutrisari di PT Nutrifood Indonesia.
5. mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen teknologi di PT Nutrifood Indonesia SBU Nutrisari.
6. merumuskan berbagai alternatif dan mengembangkan manajemen teknologi yang mungkin dilaksanakan sesuai dengan kemampuan PT Nutrifood Indonesia
7. Dapat membuka wawasan tentang sistem informasi manajemen.


Bab 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi

2.1.1 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang manajer dalam kegiatan manajerialnya. Sehingga kegiatan manajerial yang dilakukan oleh manajer tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan proses manajemen. Proses tersebut bermula dari pembuatan perencanaan sampai pada pengadaan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya pelaksanaan rencanan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Secara menyeluruh, fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan/Planning :
Yaitu suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu program kerja.
2. Pengorganisasian/Organizing :
Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan antar fungsi.
3. Penyusunan Staf/Staffing :
Termasuk didalamnya adalah perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan dan pengembangan sumberdaya karyawan tersebut dengan efektif.
4. Pengarahan/Directing :
Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi dan pengarahan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif.
5. Pengkoordinasian/Coordinating :
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi pekerjaan. Pengorganisasian mengandung hal-hal sebagai berikut :
a. Sinkronisasi kegiatan
b. keterpduan kegiatan
c. menyelaraskan kegiatan
d. meruntutkan kegiatan
e. Mencegah overlaping dan kekosongan kegiatan
6. Pengawasan/Controling :
Fungsi yang memberikan penilaian, koreksi dan evaluasi atas semua kegiatan. Secara terus-menerus melakukan monitoring atas pekerjaan yang sedang dilakukan. Fungsi ini bertujuan untuk menyesuaikan rencana yang telah dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Hasil dari evaluasi pengawasan ini dijadikan sebagai bahan rekomendasi untuk kegiatan berikutnya.

2.1.2 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry :
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr :
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O'Donnell :
Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. Siagian :
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

Fase Pengambilan Keputusan
1. Aktivitas intelegensia
Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas desain
Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan. Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan
3. Aktifitas pemilihan
Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik

2.1.3 Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset Operasi
Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming
Riset dengan rumus matematis.
3. Gaming War Game
Teori penentuan strategi.
4. Probability
Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.

Proses Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Menurut Peter Drucher :
1. Menetapkan masalah
2. Manganalisa masalah
3. Mengembangkan alternatif
4. Mengambil keputusan yang tepat
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

2.2 Definisi Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan menurut Chester I. Barnard, organisasi adalah sebagai suatu sistem aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari dua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah tempat kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara tegas organisasi ditandai oleh :
1. Adanya kelompok atau kumpulan orang yang saling terikat.
2. Adanya hubungan yang harmonis dalam kerjasama.
3. Hubungan kerjasama atas dasar penetapan hak, kewajiban dan tanggungjawan tertentu.
Dalam membentuk sistem mekanisme pengorganisasian ada beberapa tahap yang perlu untuk diperhatikan, yaitu :
a. Merinci pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. Membagi beban kerja.
c. Mensinkronisasi pekerjaan
d. Menentukan mekanisme pekerjaan.
Dari beberapa penjelasan pada pengertian tersebut diatas dapat ambil kesimpulan bahwa pengorganisasian disusun dengan tujuan agar pekerjaan yang dikehendaki dapat tercapai dan dibagi-bagi diantara anggota organisasi dengan rentang tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2.2.1 Unsur - Unsur Organisasi
Ada sekitar 4 unsur yang dimiliki oleh suatu organisasi. Unsur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wadah atau tempat bekerja sama.
Dapat diartikan sebagai tempat atau kerangka mekanisme pendelegasian kekuasan dan tanggung jawab.
2. Sebagai proses kerja sama antara dua orang atau lebih.
Pembagain tugas agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Adanya tugas atau kedudukan yang jelas
Adanya pengaturan dan pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab.


4. mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan yang telah ditetapkan menjadi suatu acuan dalam tugas untuk mencapainya.

2.2.2 Asas atau Prinsip Organisasi
1. Perumusan dan Penentuan Tujuan
Organisasi dibuat berdasar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Pembagian Kerja
Susunan organisasi dijabarkan dengan aspek pembagian kerja.
3. Pendelegasian Wewenang
Susunan dan struktur organisasi diatur sesuai alur pendelegasian wewenang. sehingga
ketegasan pertanggungjawaban jelas.
4. Koordinasi
Susunan organisasi diutamakan pada yang paling mungkin dan paling mudah
pengkoordinasiannya.
5. Efisinesi Pengawasan
Ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan yang efisien.
6. Pengawasan Umum
Agar pengawasan secara menyeluruh dapat mudah dilaksanakan.

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Organisasi
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat.mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Semnetara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan. tugas dilakukan dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat lebih baik,pengawasan pelaksanan pekerjaan dapat efektif dan efisien dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2.2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi dimana tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins, 2003). Terdapat 4 komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan definisi dalam struktur organisasi (Child, 1972):
1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagiantugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi.
2. Struktur organisasi memberi gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkatan hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pimpinan disemua tingkatan dalam organisasi.
3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu, menjadi bagian organisasi, dan pengelompokkan bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
4. Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik kearah vertikal maupun horisontal.

2.2.5 Visi dan Misi Organisasi
Visi
Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi memberikan gambaran yang jelas dimasa mendatang yang bisa dilihat oleh customer, stakeholders, dan employee.
Pernyataan visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan menantang, namun juga sangat berarti sehingga setiap pegawai bisa menghubungkan tugas yang dilakukanya dengan visi. Pernyataan visi harus mampung menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan setiap pegawai. Yang paling penting pernyataan visi harus measurable, terukur sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai visi organisasi atau tidak.
Pernyataan visi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Succinct
Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.
b. Appealing
Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai.
c. Feasible
Visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi haruslah menyertakan tujuan dan objective yang strecth bagi pegawai.
d. Meaningful
Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.
e. Measurable
Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah bisa dicapai atau belum. Sebagai contoh visi SCTV “satu untuk semua” yang berarti acara-acara SCTV harus bisa dinikmati semua kalangan, semua umur mulai balita sampai manula, cukup dengan melihat SCTV kebutuhan orang terhadap informasi & hiburan dan lain-lain bisa dipenuhi.

Misi
Pernyataan misi yang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria seperti berikut:
a. Simple and Clear
Pernyataan misi harus dicukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja. Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak menggunakan jargon-jargon organisasi.
b. Broad and long-term in future
Pernyataan misi organisasi harus cukup luas mengakomodasikan perkembangan organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus bisa menunjukan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi sekarang.
c. Focus on the present
Pernyataan misi organisasi tidak boleh terlalu berorientasi pada masa depan sehingga kurang bisa fokus pada kondisi organisasi di masa sekarang.
d. Easy to understand
Misi organisasi harus mudah dimengerti. Misi yang mudah dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi tersebut kepada anggota organisasi, stakeholder.

2.3 Teknologi
Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik.
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama seperti roda dapat disebut teknologi.
Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan:
a. lebih cepat
b. lebih luas sebarannya, dan
c. lebih lama penyimpanannya.

Agar lebih mudah memahaminya mari kita lihat perkembangan di bidang teknologi informasi. Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
Dalam konteks pembangunan ekonomi, terdapat beberapa pergeseran paradigma dalam kaitannya dengan kehadiran dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain:
1. Kompetisi akan menggantikan monopoli dalam kehidupan bernegara, berorganisasi ataupun berusaha;
2. Desentralisasi akan menggantikan sentralisasi, baik bagi organisasi pemerintah, swasta maupun organisasi masyarakat lainnya;
3. Regulasi fasilitas (enabler) yang jauh lebih longgar akan menggantikan regulasi penghambat (wall) yang dirasakan terlalu ketat dan bertentangan dengan kaidah-kaidah reformasi yang lebih bersifat demokratis dan adil;
4. Ekonomi digital yang diharapkan dapat menciptakan peluang baru bagi pelaku ekonomi kecil dan menengah melalui pemerataan informasi dan jalur distribusi yang lebih adil akan menggantikan ekonomi kapitalistik yang dikuasai oleh konglomerat dan tidak adil;
5. Berubahnya infrastruktur telekomunikasi menjadi infratruktur informasi dengan adanya perkembangan konvergensi teknologi informasi dan komunikasi;
6. Masyarakat yang berbasis materi (material/resource base) akan digantikan oleh masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge base).


Bab 3
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam proses pembuatan Tugas Sistem Informasi Teknologi ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Penulis mempelajari prinsip dasar Sistem Informasi Teknologi terutama mengenai manajemen,organisasi dan teknologi , baik mulai dari teori hingga pada studi kasus, mempelajari penerapan pada perusahaan,dan mempelajari sistem informasi manajemen di beberapa perusahaan.
b. Identifikasi Masalah
Penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan menganalisa sistem informasi manajemen khususnya dibidang manajemen, organisasi dan teknologi.
c. Perumusan Masalah
1. Rancangan proses sistem informasi manajemen yang efekti dan efisien.
2. Rancangan batasan-batasan dan input yang diperlukan
3. Penulis menganalisa sistem informasi manajemen.
d. Menentukan Fokus Kajian
e. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang akan dijadikan input sehingga dapat diproses dengan menggunakan integrasian manajemen, organisasi dan teknologi.
f. Pengolahan Data dan Analisis
1. Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap program secara menyeluruh, apakah manajemen, organisasi dan teknologi sudah berjalan efektif dan efisien, sesuai dengan yang diinginkan.
2. Pengujian dilakukan dengan menganalisa proses sistem informasi serta perbandingan dengan sistem tanpa teknologi informasi.

g. Mendeskripsikan Hasil
Hasil analisa dikaji ulang lagi hingga ditemukan kembali sistem informasi manajemen yang terbaik.
h. Kesimpulan dan Rekomendasi
Pada tahap ini juga disusun laporan untuk mendokumentasikan hasil yang dikerjakan pada tugas akhir ini dengan teori penunjangnya


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan iklim tropis dan jumlah penduduk yang besar di Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri minuman segar aroma buah, khususnya buah - buahan tropis yaitu jeruk atau mangga. Buah jeruk juga memiliki vitamin dan mineral yang sangat berguna bagi tubuh manusia. Dengan kemajuan teknologi saat ini, untuk memudahkan dalam memperoleh minuman segar aroma buah, PT Nutrifood Indonesia memproduksi minuman serbuk aroma buah Nutri Sari. Nutri Sari merupakan minuman serbuk aroma buah yang sifatnya instant, dengan memiliki berbagai jenis rasa.
PT Nutrifood Indonesia merupakan produsen makanan dan minuman diet terbesar di Indonesia yang berskala menengah. Perusahaan menerapkan sistem Total Quality Management dan Deming Management Philosophy dalam operasinya. Ini terbukti dengan telah diperolehnya sertifikat ISO 9002 pada tahun 1994. Sistem manajemen mutu yang dilakukan perusahaan semakin berkembang pesat dengan dilakukannya perbaikan-perbaikan yang sesuai dengan perkembangan gaya manajemen dan tuntutan pasar.
PT Nutrifood Indonesia merupakan inovator dalam produk - produknya, baik dalam penerapan inovasi produk maupun inovasi teknologi, sehingga menjadikan perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang tinggi. Dengan penerapan mesin - mesin modern dan cara pengolahan yang inovatif, produksi yang dihasilkan akan lebih meningkat, sehingga dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Harapan di atas kadang kala terbentur oleh berbagai masalah atau tidak sesuai harapan. Maka kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan manajemen teknologi (Technoware, Humanware, Infoware dan Orgaware) pada PT Nutrifood Indonesia belum optimal. Untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, produktivitas dan keuntungan, perusahaan perlu mengetahui sampai dimana tingkat teknologi yang dimiliki.
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen teknologi di PT Nutrifood Indonesia pada SBU PT Nutrisari Indonesia dan kajian ini hanya sampai pada tahap pemberian alternatif pengembangan manajemen teknologi di perusahaan sedangkan implementasinya diserahkan pada manajemen PT Nutrifood Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan analisa deskriptif. Untuk mengkaji posisi perusahaan digunakan analisa internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan alat analisa:
a. Matriks IFE,
b. Matriks EFE
c. Matriks I - E.
Analisa manajemen teknologi menggunakan metode Science and Technological Management Information System (STMIS) terhadap indikator transformasi teknologi, yaitu perangkat teknologi (technoware), perangkat manusia (humanware), perangkat informasi (infoware) dan perangkat organisasi (orgaware) serta indikator kemampuan teknologi yaitu kemampuan operatif, kemampuan akuisitif, kemampuan pendukung dan kemampuan inovatif. Data diolah dengan program Minitab for Windows dengan alat analisa Mann Whitney Test dan Chi - Square Test. Untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap strategi teknologi maka digunakan identifikasi SWOT.
Berdasarkan hasil analisa dengan matriks internal - eksternal, diketahui bahwa PT Nutrisari Indonesia terletak pada posisi Pertumbuhan dan Stabilitas. Pada posisi ini strategi tingkat korporat (corporate strategy) perusahaan adalah strategi strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal tanpa ada perubahan laba perusahaan. Perusahaan dapat memperluas segmen pasar dengan pengembangan produk melalui inovasi dan diversifikasi produk sehingga skala ekonomi menjadi lebih besar.

Pengkajian indikator transformasi teknologi
Dari hasil pengkajian indikator transformasi teknologi terhadap empat komponen teknologi pada PT Nutrisari Indonesia, diketahui:
a. Tingkat kecanggihan perangkat teknologi untuk menghasilkan produk minuman serbuk aroma buah Nutrisari tergolong antara peralatan khusus, peralatan otomatis sampai dengan peralatan komputer, kondisi ini berbeda nyata dengan harapan perusahaan, yakni peralatan komputer sampai dengan peralatan terintegrasi
b. Tingkat kecanggihan perangkat manusia berada pada tingkat kemampuan mengadaptasi sampai dengan menyempurnakan, kondisi ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yakni kemampuan mengadaptasi, menyempurnakan sampai kemampuan inovasi.
c. Tingkat kecanggihan perangkat informasi, perusahaan telah memiliki kemampuan menspesifikasi fakta, menggunakan fakta sampai menghayati fakta , kondisi ini tidak berbeda nyata dengan kondisi yang diharapkan perusahaan yakni menghayati fakta, menggeneralisasi fakta hingga mengkaji fakta
d. Tingkat kecanggihan perangkat organisasi perusahaan berada pada tahap menstabilkan pola kerja hingga tahap memapankan pola kerja, kondisi ini berbeda nyata dengan harapan perusahaan yaitu memapankan pola kerja hingga menguasai pola kerja unggul.

Komponen dari sistem informasi dari PT Nutrisari Indonesia
Empat komponen dari sistem informasi dari PT Nutrisari Indonesia adalah:
a. Sumber daya manusia
PT. Nutrifood Indonesia divisi Nutrisari memiliki kurang lebih 370 karyawan, yang terdiri dari 14 karyawan manajerial dan 356 karyawan non manajerial. Yang didalamnya terdapat konsumen, karyawan, distributor, supplier, pemegang saham, Pemerintah dan masyarakat umum
a. Sumber daya hardware
a) Mesin : Internet adalah media paling luas informasi dan fakta-fakta perusahaan.
b) Media Cetak : Majalah dan Koran.
c) Melalui layanan Telepon.
d) Surat elektronik kepada tim online.
b. Sumber daya software
Menyediakan situs-situs untuk masyarakat umum agar kita dengan lebih mudah mencari dan mengetahui informasi dalam perusahaan NutriSari. Nurtrifood menggunakan cookies dan atau web beacons pd saat nutrifood beriklan di website perusahaan lain. Setiap informasi yg disimpan dengan cara diatur oleh kebijakan privasi ini. Seperti kebanyakan perusahaan, Nutrifood terkadang menggunakan teknologi “cookie” website perusahaan.
c. Sumber daya data
a) Data-data yang terdapat dalam file Perusahaan yang digunakan untuk mengelolah dalam mengembangkan perusahaan tersebut seperti Mengumpulkan data dari file web log ( seperti web browser saudara, system operasi, halaman yang dikunjungi dsb).
b) Database perusahaan tentang undian dan kontes.
c) Sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9002, sertifikasi Halal dari LPPOM-MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) dan menerapkan GMP (Good Manufacture Process) dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

Hasil pengkajian indikator kemampuan teknologi perusahaan memberikan informasi bahwa pada PT Nutrisari Indonesia berada pada posisi diantara sebanding dengan pesaing di Indonesia dan terbaik di Indonesia dalam industri minuman serbuk aroma buah . Posisi ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yaitu terbaik di Indonesia dan sebanding dengan pesaing internasional. Dalam mewujudkan visi misinya menjadi pemimpin pasar di negara berkembang untuk ketegori minuman serbuk diperlukan suatu komitmen dalam peningkatan kemampuan teknologi melalui peningkatan kemampuan operatif, akuisitif, pendukung dan inovatif.
Berdasarkan hasil diatas maka untuk mencapai posisi pertumbuhan dan stabilitas dalam rangka penerapan strategi tingkat korporat (corporate strategy) pada saat ini, integrasi strategi teknologi dan strategi bisnis yang perlu dikembangkan pada PT Nutrisari Indonesia adalah strategi pengikut teknologi tinggi (technology follower strategy) dengan strategi unggul mutu dan unggul segmen pasar.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
PT Nutrifood Indonesia merupakan inovator dalam produk - produknya, baik dalam penerapan inovasi produk maupun inovasi teknologi, sehingga menjadikan perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang tinggi. Dengan penerapan mesin - mesin modern dan cara pengolahan yang inovatif
Untuk mengkaji posisi perusahaan digunakan analisa internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan alat analisa Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks I - E.
Dari hasil pengkajian indikator transformasi teknologi terhadap empat komponen teknologi pada PT Nutrisari Indonesia, diketahui Tingkat kecanggihan perangkat teknologi , Tingkat kecanggihan perangkat manusia, Tingkat kecanggihan perangkat informasi, Tingkat kecanggihan perangkat organisasi perusahaan
Pada saat ini, integrasi strategi teknologi dan strategi bisnis yang perlu dikembangkan pada PT Nutrisari Indonesia adalah strategi pengikut teknologi tinggi (technology follower strategy) dengan strategi unggul mutu dan unggul segmen pasar.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran-saran yang diberikan untuk perusahaan PT Nutrifood Indonesia SBU PT Nutrisari Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal tanpa ada perubahan laba perusahaan.
2. Penerapan manajemen teknologi melalui peningkatan dan pemanfaatan seoptimal mungkin komponen - komponen teknologi yang dimiliki perusahaan dengan prioritas pada perangkat teknologi dan perangkat organisasi serta memberdayakan semua sumber daya perusahaan.
Beberapa saran untuk perusahaan dalam rangka peningkatan manajemen teknologi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan dan meningkatkan penggunaan perangkat teknologi melalui, pembentukan komitmen mengenai schedule dalam maintenance antara Production Department dengan Repair and Maintenance Department sehingga kesiapan mesin selalu terjamin.
2. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia melalui upaya mengintensifkan pelatihan - pelatihan sehingga keahlian karyawan dapat lebih merata.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan perangkat informasi melalui upaya melakukan training terhadap user perangkat informasi sehingga output yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
4. Perangkat organisasi yang ada diberdayakan dan disempurnakan melalui kajian mengenai struktur dan perilaku organisasi guna peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi yang lebih efisien dan efektif dalam mencapai pola kerja unggul.

2 komentar:

  1. Berdasarkan hasil penelitian maka saran-saran yang diberikan untuk perusahaan PT Nutrifood Indonesia SBU PT Nutrisari Indonesia adalah sebagai berikut.
    1. Peningkatan strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal tanpa ada perubahan laba perusahaan.
    2. Penerapan manajemen teknologi melalui peningkatan dan pemanfaatan seoptimal mungkin komponen - komponen teknologi yang dimiliki perusahaan dengan prioritas pada perangkat teknologi dan perangkat organisasi serta memberdayakan semua sumber daya perusahaan.
    Beberapa saran untuk perusahaan dalam rangka peningkatan manajemen teknologi perusahaan adalah sebagai berikut:

    1. Mengoptimalkan dan meningkatkan penggunaan perangkat teknologi melalui, pembentukan komitmen mengenai schedule dalam maintenance antara Production Department dengan Repair and Maintenance Department sehingga kesiapan mesin selalu terjamin.
    2. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia melalui upaya mengintensifkan pelatihan - pelatihan sehingga keahlian karyawan dapat lebih merata.
    3. Mengoptimalkan pemanfaatan perangkat informasi melalui upaya melakukan training terhadap user perangkat informasi sehingga output yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
    4. Perangkat organisasi yang ada diberdayakan dan disempurnakan melalui kajian mengenai struktur dan perilaku organisasi guna peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi yang lebih efisien dan efektif dalam mencapai pola kerja unggul.

    BalasHapus
  2. 5. penelitian ini dilakukan oleh Nila M 07522210 www.nilaloebis.blogspot.com dan
    R Susetyo Fajar K 06522233 www.tyofajar.blogspot.com di PT NUTRIFOOD INDONESIA SBU NUTRISARI www.NUTRISARI.com yang beralamat di jakarta-indonesia

    komponen yang diteliti adalah teknologi inovasi yang terdiri dari:

    Pertama, teknologi masuk ke sebuah organisasi dengan membawa pengetahuan yang "bebas" dari konteks organisasi itu. Pengetahuan ini akan bersinggungan dengan persepi para anggota atau pegawai organisasi. Masing-masing anggota ini dianggap memiliki potensi untuk melakukan inovasi.
    Kedua, pengetahuan "bebas nilai" yang dibawa oleh teknologi dari dunia luar ke dalam organisasi itu akan diterjemahkan menjadi satuan-satuan pengetahuan lokal yang bersifat spesifik. Pada saat penerjemahan inilah terjadi dua kemungkinan, yaitu potensi inovasi di setiap unit terwujud, atau justru malah mati sama sekali.

    BalasHapus